Senin, 23 November 2015

Pengertian Penelitian Eksperimen

Pengertian Penelitian Eksperimen

kode loop="angka|-1|infinite"

Pengertian Penelitian Eksperimen

Banyak orang awam berpendapat bahwa penelitian dapat dikatakan bermutu jika dilaksanakan melalui eksperimen. Bermacam-macam pendekatan dalam penelitian dapat dikatakan bermutu asal dilaksanakan dengan benar, mengikuti prosedur yang ditentukan. Ciri-ciri kegiatan ilmiah adalah apabila kegiatan tersebut: (1) bertujuan, (2) sistematis, dan (3) dilaksanakan melalui prosedur yang sudah ditentukan, artinya benar secara formal dan material.  
 True Experiment dan Quasi Experiment
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.

Secara umum di dalam pembicaraan penelitian dikenal adanya dua penelitian eksperimen yaitu: eksperimen betul (true experiment) dan eksperimen tidak betul-betul tetapi hanya mirip eksperimen. Itulah sebabnya maka penelitian yang kedua ini dikenal sebagai “penelitian pura-pura” atau quasi experiment. Sebagai ciri-ciri untuk penelitian eksperimen yang dikatakan sebagai eksperimen betul adalah hal-hal yang disebutkan apabila persyaratan­-persyaratan seperti yang dikehendaki dapat terwujud.
Adapun persyaratan dikehendaki adalah sebagai berikut:
  1. Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogianya disingkirkan”, sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok eksperimen dengan kelompok pembanding maka perbedaan hasil ini merupakan akibat dari adanya perlakuan.
  2. Terdapat kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir eksperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil akan merupakan efek dari pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen.
  3. Sebelum dilaksanakan eksperimen dilakukan kondisi kedua kelompok diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan.
  4. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan bahwa anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil eksperimen tidak terkena ­Hawthorne effectl dan atau John Henry effect.
Catatan:
Hawthorne effect:
Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok eksperimen mengetahui statusnya sehingga hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.
John Henry effect:
Adalah efek sampingan yang disebabkan karena anggota kelompok pembanding menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan.
Secara singkat di dalam penelitian eksperimen peneliti mengupayakan  untuk mengontrol varians yaitu:
  1. Memaksimalkan varians yang berhubungan dengan hipotesis penelitian.
  2. Meminimalkan varians ekstra atau varians “variabel yang tidak diharapkan ­yang tidak menjadi titik perhatian dalam kegiatan eksperimen.
  3. Meminimal kesalahan-kesalahan: dalam memilih subjek, dalam melakukan eksperimen dan dalam pengukuran hasil.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut maka seyogianya
  1. Peneliti mengambil subjek penelitian secara random (dengan cara acak atau undian).
  2. Peneliti mengelompokkan subjek ke dalam kelompok pertama dan kedua secara random (acak, undian).
  3. Peneliti menentukan mana kelompok eksperimen dan mana kelompok pembanding juga secara random.
Jika peneliti tidak berhasil mengusahakan hal-hal yang dipersyaratkan seperti disebutkan maka penelitian eksperimennya tidak dapat dipandang sebagai eksperimen betul atau eksperimen murni. Jika tidak murni maka kegiatan yang dilakukan dinamakan penelitian pura-pura (quasi experiment).
Strategi dan langkah-langkah penelitian eksperimen pada dasarnya sama dengan strategi dan langkah-langkah penelitian pada umumnya, yaitu:
  1. Calon peneliti mengadakan studi literatur untuk menemukan permasalahan.
  2. Mengadakan identifikasi dan merumuskan permasalahan.
  3. Merumuskan batasan istilah, pembatasan variabel, hipotesis, dan dukungan teori.
  4. Menyusun rencana eksperimen:
    • Mengidentifikasikan semua variabel non eksperimen yang sekiranya akan mengganggu hasil eksperimen dan menentukan bagaimana mengontrol variabel-variabel tersebut.
    • Memilih desain atau model eksperimen.
    • Memilih sampel yang representatif (merupakan wakil yang dapat dipercaya) dari subjek yang termasuk dalam populasi.
    • Menggolongkan wakil subjek ke dalam dua kelompok, disusul dengan penentuan kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.
    • Memilih atau menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur hasil pemberian perlakuan.
    • Pembuat garis besar prosedur pengumpulan data dan melakukan uji coba instrumen dan eksperimen agar apabila sampai pada pelaksanaan, baik eksperimen maupun instrumen pengukur hasil sudah betul-betul sempurna.
    • Merumuskan hipotesis nol atau hipotesis statistik.
  1. Melaksanakan eksperimen.
  2. Memilih data sedemikian rupa sehingga yang terkumpul hanya data yang menggambarkan hasil murni dari kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding.
  3. Menggunakan teknik yang tepat untuk menguji signifikansi agar dapat diketahui secara cermat bagaimana hasil dari kegiatan eksperimen.
Ahli penelitian yang banyak berbicara tentang model-model atau desain eksperimen adalah Campbell dan Stanley. Di dalam bukunya Experimental and Quasi-Experimental Designs for Research kedua ahli tersebut mengelompokkan penelitian eksperimen menjadi dua yaitu: eksperimen murni dan eksperimen pura-pura.
Dengan persyaratan penelitian eksperimen murni seperti telah disebutkan dapat dikemukakan tiga model eksperimen sebagai berikut:  
1. Model pertama
Pretest-posttest control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam model ini sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (01). Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan (X) dan pada kelompok pembanding tidak diberi. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai post tes (02).
Secara umum model pertama dapat diskemakan seperti berikut:

Keterangan:
E = simbol untuk kelompok eksperimen
P = simbol untuk kelompok pembanding
Dengan skema seperti tergambar dapat diketahui bahwa efektivitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara (01 – 02) pada kelompok eksperimen dengan (02- 01) pada kelompok pembanding.    
2. Model kedua
Pretest posttest control group design dengan dua macam perlakuan. Model ini merupakan perluasan dari model pertama. Jika pada model pertama perlakuan yang dieksperimenkan, hanya satu macam sehingga hanya ada sebuah kelompok eksperimen, pada model kedua ada dua macam perlakuan pada dua kelompok eksperimen. Dengan model ini peneliti ingin mengecek ada tidaknya pengaruh pretest terhadap posttest, atau dengan kata lain peneliti ingin mengecek ada tidaknya carry-over effect dan atau practice-effect dari adanya prestest.
Dengan menggunakan model kedua ini penelitian diharapkan dapat menunjukkan efektivitas perlakuan dengan lebih cermat.
Skema dari model kedua adalah sebagai berikut:

3. Model ketiga: Solomon four-group design
Model ini menambahkan dua kelompok dari kelompok asli yang ada pada model pertama. Salah satu dari kelompok-kelompok yang ada ini diberi juga perlakuan tetapi sebelumnya tidak diberi tes awal. Harapannya adalah hasil pengukuran akhir tidak dipengaruhi oleh tes awal. Dengan kata lain dengan model ini peneliti ingin mengecek pengaruh prestest terhadap posttest dengan meniadakan prestest pada salah satu kelompok.
Skema model ketiga adalah sebagai berikut:

Skor yang diperoleh dari eksperimen dengan model ini dapat dianalisis untuk menentukan efek dari semua variabel yang terkait (program, tes awal, variabel yang diperkirakan mengganggu, dan sebagainya).
Contoh analisis:
Antara E1 dengan C­1 : dapat diketahui efek perlakuan tetapi dipertanyakan. adanya efek tes awal.
Antara E1 dengan E2 : dapat diketahui efek tes awal tetapi ada juga efek perlakuan.
Antara C1 dengan E2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara C1 dengan C2 : dapat diketahui perbedaan efek tes awal dengan efek perlakuan.
Antara E1 dengan C2 : dapat diketahui efek tes awal sekaligus perlakuan.
Antara E2 dengan C2 : dapat diketahui efek perlakuan saja.
Model-model eksperimen yang tidak murni antara lain dikemukakan sebagai berikut:  
1. Model pertama: One shot case study, yaitu sebuah eksperimen yang dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding dan juga tanpa tes awal. Skema dari model ini adalah sebagai berikut:

Dengan model ini peneliti tujuannya sederhana yaitu ingin mengetahui efek dari perlakuan yang diberikan pada kelompok tanpa mengindahkan pengaruh faktor lain.
2. Model kedua: One group pretest posttest design yaitu eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding. Model ini lebih sempuma jika dibandingkan dengan model pertama karena sudah menggunakan tes awal sehingga besarnya efek dari eksperimen dapat diketahui dengan pasti.
Skema model kedua adalah:

3. Model ketiga: Posttest only control group design  Model ini sama dengan dua baris terakhir dari model Solomon. Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil melalui undian sudah betul-betul ekuivalen.

Kamis, 19 November 2015

sejarah sepak bola @NarisAkbarMaulana

ejarah sepak bola secara resmi diidentifikasi oleh FIFA berasal dari negeri tirai bambu / china pada masa dinasi Han, yaitu sekitar abad ke-2 atau ke-3 sebelum masehi. Permainan sepak bola pada zaman tersebut berbeda jauh dengan sepak bola saat ini. Permainan yang disebut tsu chu tersebut merupakan permaianan menggiring bola kulit dan memasukkannya kedalam jaring kecil. Kegiatan ini dilakukan rutin sebagai bentuk pelatihan fisik para tentara dan sebagai hiburan pada acara ulang tahun sang kaisar.
Selain tenar di China, Sepak bola juga menjadi bagian dari warga Jepang yang menyebut permainan menggiring bola dari kulit kijang dengan sebutan “kemari”. Permainan semacam inipun juga ditemukan dinegara-negara seperti Mesir Kuno, Romawi, Inggris, Meksiko hingga ke Amerika Tengah yang mulai membuat bola dari karet. Sejarah penting terjadi di Inggris, Raja Edward II sempat melarang olahraga ini karena banyaknya tindakan kekerasan dan mengarah pada aksi brutal tanpa aturan yang jelas, hingga pada tahun 1369 Raja Edward III mencabut larangan tersebut dan mengizikan permainan sepk bola namun lambat laun permainan ini kembali dilarang oleh Ratu Elizabeth I pada tahun 1572. Tidak tanggung-tanggung, sang ratu bahkan memberi sanksi berupa penjara bagi rakyatnya yang nekat bermain sepak bola. Pada akhirnya tahun 1680 Raja Charles II mencabut larangan tersebut dan memberikan perlindungan bagi siapapun yang ingin bermain sepak bola di tanah Inggris.
sejarah sepak bola

Sejarah Sepak Bola Dunia

Perkembangan sepak bola dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun, sepak bola modern sudah mulai dimainkan di area kampus ternama seperti Havard, Cambrigde, Amherst, dll pada tahun 1820. Peraturan sepak bola sendiri mulai di diskusikan pertama kali pada tahun 1848 di Universitas Cambridge. Tercatat beberapa peristiwa penting sebelum terbentuknya badan yang menanungi sepak bola dunia, diantaranya :
Tahun 1863 : Asosiasi sepak bola Inggris (FA) dibentuk
Tahun 1885 : Adanya pertandingan di luar Inggris yaitu Kanada vs Amerika
Tahun 1886 : Diadakan rapat pertama untuk membahas pembentukan asosiasi sepak bola dunia
Tahun 1888 : Mulai ada wasit yang memegang penuh kendali suatu pertandingan
Tahun 1888 : Tendangan pinalti mulai berlaku
Tahun 1904 : FIFA dibentuk dengan anggota Prancis, Belgia, Belanda, Spanyol, Swiss dan Swedia
FIFA ( Fédération Internationale de Football Association) akhirnya lahir pada tahun 1904 untuk memajukan sepak bola di dunia. FIFA memiliki slogan “for the Game, for the World”, yang pada intinya permainan ini akan menjadi pemersatu antar bangsa setelah terjadi perang dunia. Markas FIFA berada di Zurich, Swiss tempat dimana teman-teman menyaksikan kegiatan yang dilakukan oleh FIFA seperti pengundian Liga Champion, penobatan pemain terbaik, dll. Tugas yang diemban oleh FIFA diantaranya mempromosikan sepak bola, mengatur transfer pemain antar tim, memberikan gelar pemain terbaik dunia, dan menerbitkan daftar Peringkat Dunia FIFA setiap bulannya.
Sejarah sepak bola dunia berlanjut ketika pada tahun 1908 sepak bola mulai menjadi olahraga dalam Olimpiade dan mengadakan Kejuaraan Dunia pertama / piala dunia di Uruguay pada tahun 1930. Ada hal unik diluar teknis permainan sepak bola yang perlu dicatat, yaitu keberhasilan BBC menjadi televisi pertama yang menanyangkan sepak bola pada tahun 1938 dan adanya fitur replay gol/ siaran ulang ketika terjadi gol pada tahun 1966. Ini merupakan bagian dari keberhasilan sepak bola sebagai hiburan rakyat yang akhirnya menjadi sebuah olahraga paling digemari di dunia. FIFA sendiri saat ini menaungi beberapa badan asosiasi regional yang terdiri dari beberapa negara, berikut ini daftarnya :
  • UEFA (Union of European Football Associations) : merupakan asosiasi sepak bola untuk negera-negara eropa
  • CONCACAF (The Confederation of North, Central American and Caribbean Association Football) : merupakan asosiasi sepak bola untuk negara Amerika Utara, Amerika Tengah dan Karibia
  • CONMEBOL (Confederación Sudamericana de Fútbol) : merupakan asosiasi sepak bola untuk negara-negara Amerika Selatan
  • AFC (The Asian Football Confederation) : merupakan asosiasi sepak bola untuk negara-negara Asia
  • CAF (Confederation of African Football) : merupkan asosiasi sepak bola untuk negara Afrika
  • OFC (Oceania Football Confederation) : merupakan asosiasi sepak bola untuk negara oceania
asosiasi sepak bola regional

Sejarah Sepak Bola Indonesia

Setelah membahas mengenai sejarah sepak bola dunia, tidak lengkap rasanya jika tidak membahas sejarah sepak bola Indonesia, anda tau bagaimana sepak bola masuk ke Indonesia?
Masuknya sepak bola di Indonesia tidak lepas dari bangsa lain yang melakukan perdagangan maupun penjajahan di Indonesia. Cina datang ke nusantara pada saat itu mengenalkan permainan sepak bola untuk membuktikan bahwa negeri tirai bambu tersebut tidak kalah superior dibandingkan negara-negara eropa seperti Belanda. Selain berkeinginan untuk berdagang, Cina mempunyai andil yang cukup besar untuk sejarah sepak bola Indonesia. Tercatat pada tahun 1915 banyak terbentuk perkumpulan / klub sepak bola yang didirikan warga Tionghoa, bahkan pada tahun 1920 Tionghoa Surabaya dan UMS Jakarta menjadi raja persepakbolaan Hinda Belanda(Nama Indonesia jaman dulu)yang pernah masuk ke piala dunia tahun 1938. Keren ternyata Indonesia yang dulu pernah ikut piala dunia, semoga di jaman modern prestasi itu dapat diraih kembali.
Balik kesejarah, dari beberapa peristiwa penting diatas, kita juga perlu mencatat peristiwa berdirinya badan yang menaungi sepak bola se-Indonesia, apalagi kalau bukan PSSI. PSSI atau Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia didirikan di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930 (berdiri sebelum keikutsertaannya di piala dunia 1938 di Perancis). Sebagai Informasi saja Tim yang dikirimkan ke Perancis merupakan tim NIVU (Nederlandsche Indische Voetbal Unie) yaitu badan kerjasama antara PSSI dan NIVB yang telah diakui oleh FIFA, kejadian ini sempat menimbulkan ketegangan antara PSSI dan NIVU karena Soeratin Sosrosoegondo sebenarnya menginginkan pertandingan antara PSSI dengan NIVU terlebih dahulu sebelum memutuskan siapa yang berangkat ke piala dunia. Coba dulu yang maju PSSI, mungkin nama yang tercatat bukan Hinda Belanda, melainkan Indonesia !.
Sosok penting dibalik berdirinya PSSI adalah Soeratin Sosrosoegondo, anak pribumi yang telah mengenyam pendidikan di Sekolah Teknik Tinggi Heckelenburg, Jerman. Beliaulah yang berkeinginan mewujudkan Sumpah Pemuda sebagaimana terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, menurut beliau sepak bola merupakan cara yang tepat untuk menyemangati rasa nasionalisme pemuda terhadap penjajahan Belanda. Soeratin Sosrosoegondo juga yang memutuskan hubungan dengan NIVU secara sepihak pada kongres PSSI 1938 di Solo, ini sebenarnya buah kekesalan beliau karena setiap keikutsertaan pertandingan sepak bola kita selalu menggunakan bendera NIVU (Belanda). Sepak bola Indonesia sepat vakum beberapa tahun karena kedatangan Jepang yang berhasil mengusir Belanda dari tanah Indonesia. Jepang memaksa PSSI masuk menjadi bagian dari Tai Iku Kai ( Badan olahraganya Jepang).
Sejarah sepak bola baik dunia maupun Indonesia merupakan sejarah panjang dari sebuah permainan bola sepak yang melegenda hingga saat inipun merupakan olahraga yang banyak digemari di segala usia. Permainan inipun melahirkan peraturan-peraturan yang digunakan untuk melindungi para pemainnya dari cedera. Indonesia pun juga harus berbenah mulai dari sekarang, prestasi jaman dahulu merupakan semangat pejuang yang perlu di contoh, semoga setelah membaca artikel ini teman-teman yang memiliki passion dalam bidang olahraga dapat meningkatkan rasa pejuang dan nasionalisme bangsa. Latihan teknik-teknik sepak bola supaya ditingkatkan lagi, tidak perlu ragu mempelajari teknik dasar sepak bola, karena memang itu cikal bakal permainan sepak bola.
Demikian artikel mengenai Sejarah sepak bola yang dapat saya sampaikan, tidak semua detail saya tulis namun hal-hal yang penting mengenai sepak bola dunia dan Indonesia saya sertakan, semoga bermanfaat dan maju terus sepak bola Indonesia.